MORUT, DETAIL73.COM-Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkarson Hehi menegaskan kondisi diera globalisasi saat ini sudah sangat berubah. Lalu lintas informasi tak bisa lagi dibatasi, ada yang positif ada pula yang negatif.
Sehingga hal ini membutuhkan kearifan untuk memilah-milah mana yang layak ditiru dan mana yang tidak. Salah mengambil langkah, fatal akibatnya.
“Dunia sudah berubah dan bergerak cepat. Di sinilah dibutuhkan kearifan agar tidak salah melangkah,” ujar Bupati Delis.
Penegasan itu disampaikan Bupati Morut saat membuka workshop tentang Kita dan Pemilihan Duta GenRe Kabupaten Morut tahun 2021 di Kolonodale, Kamis (21/10/2021).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Kabupaten Morut.
GenRe adalah singkatan Generasi Berencana. Ini merupakan program yang dikembangkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan kelompok sasaran program remaja yang berusia 10-24 tahun dan belum menikah.
Dalam event pemilihan Duta GenRe ini diikuti sebanyak 20 peserta yang mewakili 10 Kecamatan se Kabupaten Morut.
Menurut Bupati Delis, para remaja harus hati-hati dan bisa memilih mana yang baik atau sebaliknya. Begitupun dalam soal menentukan masa depan, harus dirancang dan direncanakan arahnya mulai saat ini.
“Dalam perjalanan itu pasti ada tantangan, ada riak-riak. Hadapilah tantangan itu dengan pikiran-pisirif serta perilaku yang baik,” terangnya.
Ditambahkannya, tidak ada cita-cita yang diraih tanpa kerja keras. Tidak ada cita-cita yang diraih tanpa ketekunan dan pengorbanan.
Dalam perjuangan itu, sudah pasti ada air mata yang tertumpah, ada keringat yang menetes. Hal lainnya, lanjut Bupati, kontrol pergaulan dan jangan salah memilih teman, apalagi teman khusus alias pacar.
“Seringkali kita gagal bukan karena kita tidak pintar, seringkali kita gagal bukan karena kita tidak mampu, tetapi karena salah bergaul,” katanya mengingatkan.
Bupati juga mengungkap sebuah penelitian yang mengatakan bahwa angka perceraian di Pulau Jawa belakangan ini cenderung meningkat. Salah satu penyebabnya adalah akibat banyaknya pernikahan dini.
“Ini karena secara mentalitas para remaja itu belum siap memasuki dunia pernikahan. Karena itu tidak dianjurkan untuk melakukan perkawinan remaja,” tegasnya.
Dalam acara pembukaan turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah Dra. Maria Ernawati, MM, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah Morut Drs. Romelius Sapara, dan sejumlah undangan lainnya. (*)