POSO, DETAIL73.COM – ‘Malino Reborn’ topik ini sengaja dimunculkan untuk mengingat kembali peristiwa 20 Tahun lalu (20 Desember 2001), dimana para deklarator dari dua komunitas sepakat berdamai melalui ‘DEKLARASI MALINO’ pasca konflik sosial yang terjadi di Poso tahun 2000 silam.
Pasca Deklarasi Malino, saat ini diberikan kehidupan yang damai yang diwariskan oleh orang tua kita, para deklarator menjadi panutan dalam menghentikan kekerasan, untuk menciptakan dan membangun Tana Poso berdasarkan nilai-nilai toleransi.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) Endriati Nur saat menyampaikan sambutan kegiatan Deklarasi Bingka Lora, Generasi Milenial Cinta Damai menuju peringatan 20 tahun Deklarasi Malino, di Gedung PGRI Poso, Minggu 28/11-21.
Kata Endriati, mengenang kembali saat itu, pasca deklarasi Malino, sebuah proses pemulihan terus dilakukan pembangunan perdamaian oleh semua pihak. “Seperti mendirikan sekolah perdamaian (Harmoni),” ungkapnya.
Direktur LPMS itu juga menyebutkan kegiatan ini melibatkan 100 kaum muda Poso dari latar belakang yang berbeda, agar kegiatan ini bisa menjadi agen-agen perdamaian di Tana Poso.
Sementara Wakil Bupati Poso M. Yasin Mangun, S.Sos membuka sekaligus menyampaikan dengan memberikan apresiasi kepada pihak penyelenggara yang bersedia menghadirkan para generasi muda mengikuti kegiatan Deklarasi Bingka Lora.
Menurut Yasin, kegiatan ini sangat penting untuk menjaga dan merawat perdamaian di Bumi Sintuwu Maroso. “Kelak, menjadi harapan bangsa bisa menjaga perdamaian di Bumi Sintuwu Maroso,” kata Yasin Mangun saat memberikan sambutannya.
Acara dilanjutkan dengan Talk Show menghadirkan salah-satu Deklarator Malino, juga Deklarasi Bingka Lora dihadiri oleh Searh for Common Group, Mewakili MUI Kabupaten Poso, Dr Moh. Rusly, Ketua KPU Poso, Budiman Maliki, Pemuda GKST Kristofel Tokede. (SON)