POSO, DETAIL73.COM – Keberhasilan Desa Rompo Kecamatan Lore Tengah di era kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Alpius Rosevel Tamaripi, tak bisa hanya dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, desa berpenduduk 135 KK ini, yang tadinya dikenal sebagai salah satu desa tertinggal di Kabupaten Poso dan tergolong desa terpencil (100 Km dari pusat kota Poso) sekarang meningkat menjadi sebuah desa berkembang.
Ini dapat dibuktikan dengan semakin meningkatnya tingkat ekonomi warga
dari hasil usaha pertanian khususnya dari sektor perkebunan jagung, yang hasilnya bisa mencapai sebanyak 300 an ton, dalam setiap sekali panen.
“Keberhasilan ini, tentunya tidak terlepas dengan adanya dukungan dari petugas penyuluh lapangan Dinas Pertanian, yang selalu memberi arahan dan petunjuk cara bercocok tanam, termasuk penyediaan bibit yang baik.” Ungkap Kades Alpius kepada pewarta derail.73.com, belum lama ini.
Alpius juga menambahkan awal dirinya dilantik dan memimpin Desa Rompo pada 19 Desember 2018, harga pembelian jagung saat itu hanya di kisaran 1.250 rupiah per satu kilogram, sehingga kondisi ini sangat berdampak pada minat tanam petani. Berbeda dengan saat ini, harganya telah mencapai 3.200 rupiah per satu kilogram.
“Kalau dulu hanya dimonopoli satu orang pembeli saja belinya juga sangat murah, saya juga kurang jelas apa alasannya. Melihat kondisi seperti itu, saya berupaya mencari dan mendatangkan pihak pembeli lainnya dan memang terbukti, sejak itu ada peningkatan harga yang dinilai sebanding dengan jerih payah mereka selama ini.” terangnya.
Bukan hanya itu saja arah perubahan Desa Rompo yang dilakukan oleh mantan prajurit TNI AD Kodim 1307/Poso dengan pangkat terakhir Sertu ini, dengan memanfaatkan adanya bantuan pemerintah melalui Dana Desa, atas kesepakatan bersama masyarakatnya juga telah melaksanakan sejumlah proyek pembangunan fisik guna menunjang sektor pertanian.
Diantaranya adalah pembuatan jalan kantong produksi dan irigasi guna untuk mengairi areal persawaan milik warga seluas 35,4 hektar. Menyusul penyediaan sarana air bersih.
Disinggung terkait soal pemberdayaan perempuan dan karang taruna, Alpius yang juga diketahui mantan Babinsa di Desa Rompo mengatakan untuk kaum perempuan, mereka telah dilibatkan di dalam pelatihan dalam pembuatan selai berbahan dasar buah labu siam, yang memang melimpah di Desa Rompo.
Bahkan dalam prakteknya telah disaksikan langsung oleh Ketua TP-PKK Kabupaten Poso Ibu Samsuri saat datang berkunjung ke Desa Rompo.
Begitu pun dengan pemuda Desa Rompo tambahnya yang saat ini mereka banyak dilibatkan dalam penanaman jagung mau pun padi sawah.”Semenjak mereka (pemuda.red) diberikan tanggung jawab dan terlibat langsung dalam pertanian angka kenalan pun menurun drastis.” imbuhnya.
Bahkan dengan melihat potensi alam dan lahan tanam yang masih cukup tersedia, olehnya Kades Alpius bersama pihak BPD telah berencana untuk menanam bawang merah dengan sumber pembiayaan dari DD yang ada.
“Sebagai tahap awal, untuk tahun ini disediakan bibit bawang sebanyak 50 kg dengan tetap akan melibatkan kaum perempuan dan pemuda desa.” tutur Alpius, yang belakangan diketahui pula bukan warga asli asal Desa Rompo. (DM)