PALU, DETAIL73.COM-Dibalik sukses Operasi Tinombala tahun 2020 ternyata masih membekas dihati dan menyisakan duka masyarakat Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso Sulteng, terlebih orang tua dan keluarga dari almarhum Firman (17) dan Sarifuddin (34).
Pasalnya, ke dua warga Desa Kilo ini yang tewas tertembak dalam saat dalam Operasi Tinombala tahun 2020, hingga kini luput dari perhatian bahkan tidak pernah diusut keberadaan kasusnya.
Sehingga, tidak diketahui dalam pasukan Operasi Tinombala ketika itu, siapa oknum yang diduga sebagai penembak Firman dan Sarifuddin yang saat itu hendak pergi ke kebun.
Dengan adanya kejadian tersebut di Desa Kilo yang telah merenggut dua nyawa, telah terabaikan dari sisi penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Anggota DPRD Provinsi Sulteng) dari Partai Amanat Nasional (PAN) Muhaimin Yunus Hadi, SE berujung menuai keluhan warga disaat dirinya menggelar reses untuk menjaring aspirasi warga Desa Kilo, belum ini.
Apa saja yang diserap Muhaimin dari resesnya yang digelar di Balai Pertemuan Kantor Desa Kilo itu? Selain menggalang aspirasi konstituen di Dapilnya, dirinya pun mendapat laporan warga terkait soal tewasnya dua orang warga Desa Kilo, yang belakangan diketahui ternyata orang tua dari almarhum Firman dan Sarifuddin.
Muhaimin pada sejumlah media tegas mengatakan dirinya berencana akan membawah insiden berdarah atas insiden tewasnya dua warga Desa Kilo tersebut ke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Dirinya juga sangat menyayangkan masih adanya sejumlah kasus tewasnya warga yang tertembak. “Ini akibat tindakan oknum aparat kepolisian. Untuk itu saya meminta kepada Polda Sulteng agar lebih meningkatkan kualitas SOP. Beberapa kasus lain misalnya penembakan di Parimo disebabkan karena adanya kesalahan SOP dalam penanganannya. Harusnya lebih mengedepankan upaya persuasif dan humanis,” pintah Muhaimin yang juga Ketua DPD PAN Kabupaten Poso.
Selanjutnya, untuk kebutuhan klarifikasi dan perimbangan berita, pewarta coba menghubungi Kasubbid Penmas Humas Polda Sulteng Kompol Sugeng Lestari via WA, Selasa (22/3). Konfirmasi tentang insiden tewasnya dua warga Desa Kilo tersebut saat operasi Tinombala tahun 2020, akan dilanjutkan ke Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pok Didik Supranoto, S.IK.
“Konfirmasinya nanti saya lanjutkan ke pak Didik. Beliau masih dalam kegiatan dinas di Jakarta,” ungkap Sugeng dalam balasan WA.
Kembali ke Mimin sapaan akrabnya, Resesnya ke Kecamatan Poso Pesisir Utara di Desa Kilo baru-baru ini, dihadiri Kades dan sejumlah perangkat desa lainnya. Juga turut hadir ratusan masyarakat didominasi dari kalangan petani dan nelayan.
Dalam reses itu, warga berharap kepada Muhaimin yang akrab disaompa Ka’ Mimin, agar juga memperhatikan masalah peningkatan perekonomian dan infrastruktur desa.
Besar harapan warga, untuk penyelesaian kasus penembakan di Poso oleh oknum aparat seperti terjadi tahun 2020 di Desa Kilo Sipatuo Sipatokkong terhadap dua korban bernama Firman dan Sarifuddin.
Selain itu penembakan terhadap korban di Desa Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara, atas nama Qidam Alfarisky yang saat ini kasusnya pun belum tuntas.
Wahban, warga Dusun Sipatuo berharap kepada kepolisian melalui Mimin sebagai wakil rakyat untuk bisa memperhatikan keadaannya dan memberikan jaminan keamanan kepada para petani agar bisa beraktivitas sebagaimana biasanya.
Suara dari warga lain juga berharap kepada pemerintah dan instansi terkait, untuk penuntasan kasus hukum dan memperhatikan keluarga korban.
Menanggapi hal itu, Ja’ Mimin berjanji akan berusaha memperjuangkan aspirasi warga tersebut dengan membawanya ke dalam rapat paripurna.
Mimin dalam kegiatan resesnya juga dihadiri oleh Kades Kilo dan sejumlah perangkat desa lainnya serta ratusan masyarakat yang didominasi dari kalangan petani dan nelayan.(CBN/DM)