MORUT- Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Morut) catat telah menghasilkan 67 inovasi baru selama 2022 untuk akselerasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
“Catatan kami sampai akhir 2022 ada 67 jenis inovasi yang dihasilkan di berbagai organisasi pemerintah daerah,” kata Gerzom Tandi, ST, M. Eng, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Litbang Pemkab Morowali Utara yang ditemui di kantornya akhir pekan lalu.
Inovasi paling banyak, kata Gerzom, datang dari Dinas Kesehatan, khususnya Rumah Sakit Umum Kolonodale. Dari RSU Kolonodale saja ada 31 inovasi yang telah membantu memperlancar dan meningkatkan pelayanan kepada pasien dari berbagai aspek.
Dinas Kesehatan menghasilkan inovasi yang disebut ‘Analipu Sehat’ untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih tertarik untuk memanfaatkan fasilitas-fasilitas kesehatan milik pemerintah khususnya di daerah terpencil.
Bahkan dokter puskesmas yang melahirkan inovasi ini telah mendapatkan penghargaan sebagai dokter teladan pada Hari Kesehatan Nasional Tahun 2022
Ada juga inovasi yang disebut ‘Sabit’ (satu lahir lima terbit) yang merupakan program terobosan tiga unit kerja yakni Dinas Kesehatan, DInas Kependudukan dan Catatan SIpil serta BPJS Kesehatan. Inovasi ini memberikan pelayan lengkap dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak, Kartu BPJS Kesehatan, Kartu Jaminan Kesehatan dan Akta Kelahiran Anak.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga menghasilkan inovasi SIAP yakni system informasi administrasi kependidikan berbasis online. Inovasi ini berbentuk data dan informasi yang mempermudah akses pencarian data kependidikan di semua bidang dan sekretariat Dikbud.
Dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ada inovasi yang disebut BANK DANAKER (Bank Data Ketenagakerjaan) yang dirancang dalam bentuk aplikasi untuk mengefektifkan pengaksesan data ketenagakerjaan dari manapun dan kapanpun.
Dari Dinas Pengendalian Kependudukan ada inovasi yang disebut Aplikasi SILAKAN (Sistem informasi pelayanan kependudukan) khususnya dalam pelayanan keluarga berencana yang cepat dan tepat serta sederhana.
Sedangkan di Dinas Perikanan ada inovasi yang disebut Gempar (Gerakan memanfaatkan lahan pekarangan) yang tujuannya untuk memerangi stunting dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sedangkan di Dinas Pertanian ada program Pajeko (Pengembangan jenis komoditi unggulan).
Ketika ditanya mengapa Morowali Utara tidak masuk dalam daftar Kemendagri sebagai daerah yang memiliki inovasi, Gerzom mengakui bahwa hal itu terjadi karena inovasi-inovasi ini tidak didaftarkan pada system Innovation Government Award (IGA) milik Kemendagri.
“Padahal saya sudah ingatkan Kepala Bidang saya tetapi ternyata tidak dilakukan,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah inovasi ini masih bisa didaftarkan ke IGA Kemendagri untuk dinilai pada 2023, Gerzom mengatakan semua inovasi yang masih berlanjut pemanfaatannya pada tahun ini akan diinput pada system IGA.
Bupati Morowali Utara Delis J. Hehi menyesalkan kelalaian Bappelitbangda dalam menginput berbagai inovasi yang sudah dihasilkan padahal inovasi seperti ini berpengaruh pada penerimaan dana transfer dari pusat yakni Dana Insentif Daerah (DID) dari Kementerian Keuangan.