Ket : Pemateri dalam kegiatan dialog tematik di Desa Pantangolemba (19/10).
POSO, DETAIL73.COM – Forum Keserasian Sosial (FKS) terus melakukan penguatan kapasitas ekonomi serta penguatan akan nilai nilai spirit kebangsaan, bagi unsur dan elemen masyarakat desa.
Kalau sebelumnya banyak kegiatan kegiatan pelathan yang berorientasi pada lahirnya kekuatan kemandirian ekonomi di masyarakat desa, kegiatan FKS yang di laksanakan pihak FKS Desa Pantangolemba, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, untuk langkah justru menggelar kegiatan dialog atau diskusi dengan tajuk, ‘penguatan moderasi beragama menuju desa Pantangolemba yang harmonis’
Kegiatan dialog/diskusi tematik yang di gelar aula Torulemba, Desa Pantango Lemba, ternyata dikuti oleh para peserta yang terdiri dari para tokoh tokoh yang di desa tanpa terkeculi.
Tidak tanggung tanggung, usai kegiatan yang dibuka oleh bupati Poso, yang sebelumnya memberikan sambutan yang dibacakan langsung oleh sekertaris Badan kesatuan Bangsa dan Politik (kesbangpol) Kabupaten Poso, L. Nelloh, tampil sebagai pemateri 2 tokoh intelektual keagamaan yang selama ini dikenal sebagai pejuang nilai nilai pluralis (keberagaman) yakni, pendeta Rienaldy Damanik. tokoh agama Kristiani, serta ustadz Ibrahim Ismail, tokoh agama Islam.
Sementara dari pihak pemerintah Daerah kabupaten Poso sendiri diutus sosok kadis Sosial, Faried Awad. Dimana sosok ini dikenal sebagai pejabat senior di lingkup Pemkab Poso.
Seperti Ustdz Ubrahim Ismail dalam materinya antara lain mengupas keberagaman dalan perspektif Islam, sambil mengutip beberapa ayat dalam Alquran menegaskan, bahwa perbedaan adalah sengaja duciptakan oleh sang Khaliq, sementara posisi manusia adalah, untuk saling kenal mengenal. “Perbedaan fitrah dari sang Kuasa, jika ada yang menentang ini merupakan pelanggaran terhadap eksentensi ketuhanan itu sendiri” pungkasnya.
Adapun Pendeta Rinaldy Damanik, dalam materinya antara membahas berdasarkan iman kristiani, bahwa keberkatan itu akan hadir bagi orang orang pergi ke suatu tempat dengan ruku dan bersama sama yang lainnya. “Intinya, hanya dengan kebersamaan kasih Tuhan akan datang, saat kita mau rukun dan damai bersama yang lainnya” urai ketua lembaga Bantuan hukum GKST ini.
“Jangankan dalam skala yang global, pada pemeluk satu keyakinan saja, bisa terjadi beda akan cara maupun pemahaman. Bahkan yang satu pemahaman bisa saja, berbeda pada tingkat keikhlasan. Jadi momen moderasi inilah sebagai jalan tengah kita bisa menerima perbedaan (keberagaman) secara terang” Tambah mantan deklarator Malino untuk Poso ini.
Phak Pemerintah daerah melalui Faried Awad dalam materinya pada intinya menyatakan, akan mendorong serta mendukung secara nyata, terkait upaya atau hal hal yang berkaitan usaha usaha yang ingin merajut hidup bersama dalam nuansa kedamaian di bumi Sintuwu Maroso.
Melalui Fasilitator Daerah FKS, M. Ridwan pada media ini menjelaskan, tujuan adanya dialog tematik dengan isu keberagaman tiada lain, untuk meletakan dasar kuat akan arti pentingnya nilai kebersamaan dalam perbedaan.
karena itu kata M Ridwan, kebersamaan yang kuat menjadi modal yang besar dalam langkah meraih sebuah tujuan yang lebih baik. “Jika ini kita miliki, apapun keinginan yang ada, akan berhasil kita raih,” pungkasnya. SYM