GMKI Cabang Tentena Gelar Diskusi Panel Tentang Pesta Demokrasi 2024

POSO, DETAIL73.COM – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tentena pada Jumat malam (20/10) lalu menggelar Diskusi Panel tentang “Partisipasi Kaum Muda dalam Menyambut Pesta Demokrasi tahun 2024”.

Kegiatan yang digelar di Kafe F3 pinggir Danau Poso ini, menghadirkan narasumber Komisioner KPU Provinsi Sulteng, Christian A. Oruwo,SH,MH, Kepala SMA GKST 2, Leo F. Meranga,S.Pd,M.Pd, dan Direktur Riset dan Media Capiya Institute yang juga Analis Ekonomi Politik, Haniel Alfred. A. Pasangka,SE,M.Si,CPSP.

Bertindak selaku Moderator, Pujianto Rantaola,S.Pd dan Jeff M. Mokodompit mewakili BPC GMKI Tentena.

Dalam pemaparannya, Christian A. Oruwo menyampaikan beberapa DPT Pemilu 2024 di Sulteng sebesar 2.236.703 yang tersebar di 13 kabupaten/kota.

Di mana pemilih milenial dan gen z lebih dominan. Olehnya mantan Komisioner Bawaslu Poso ini berpesan pada peserta diskusi dari mahasiswa dan pemuda untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 nanti.

“Sebab di tangan kaum mudalah nasib bangsa dan daerah ini ditentukkan lewat pemilihan di bilik suara dalam memilih pemimpin dan wakil kita di legislatif,” akunya.

Leo F. Meranga sebagai Akademisi menyampaikan bahwa Politik berasal dari kata Polis yang berarti Kota atau Negara. Dalam arti luas, Politik adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengatur dan menegakkan aturan itu dalam sistem pemerintahan.

Politik adalah sarana untuk membuat dan mempegaruhi kebijakan dalam kehidupan bernegara. “Oleh karena itu kaum muda harus optimis dan jangan apatis dalam memandang kehidupan politik,” imbuhnya.

Sementara Haniel A.A. Pasangka menekankan bahwa Politik itu jalan pengabdian bagi siapa saja dalam memperjuangkan ide, cita-cita dan harapannya untuk kepentingan umum.

Lanjut kata dia, kaum muda hendaknya melek politik, sehingga tidak hanya menjadi penonton, tapi dapat menikmati Pesta Demokrasi dalam posisi dan peran masing-masing, baik dalam kapasitas institusi maupun individu, sebagai pembelajaran dan pengembangan diri sejak dini, juga untuk meretas jalan masa depan dalam peran dan posisi apapun dalam politik.

Di sesi kedua berupa Tanya jawab interaktif antar peserta dan narasumber. Beberapa peserta mahasiswa dan pemuda gereja mengajukan pertanyaan dan pandangan terkait aktifitas kepemiluan, situasi politik kontemporer dan isu money poilitic yang santer di setiap perhelatan politik.

Forum pun bersepakat bahwa money politc harus di lawan dan apatisme politik pun harus dibangun kesadaran bersama untuk menggunakan hak politik yang dijamin oleh undang-undang. ***

Editor : David Mogadi

Selengkapnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page