Pdt Damanik : Buku ini dapat menghapus stigma miring tentang kelamnya Poso masa lalu
POSO, DETAIL73.COM-Buku Muhammad Adnan Arsal “Panglima Damai Poso”, buah karya Khoirul Anam diulas dalam sebuah diskusi yang bertajuk Bedah Buku, bertempat di Ballroom Poso City Mall, Poso, Sabtu (22/01/2022).
Dengan menghadirkan narasumber penting yakni Pdt. Renaldy Damanik, S.Th, M.Si., Dr. Suwardhi Patih, S.Sos, MM, AKBP Rentrix Riyaldi Yusuf, S.I.K, dan Islah Bahrawi, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia.
Bahkan dalam giat acara tersebut juga turut dihadiri oleh Wakil Bupati Poso M Yasin Mangun S.Sos dan Ketua MUI Poso Ustadz H. Arifin Tuamaka, S.Ag.
“Diharapkan dengan kehadiran buku tersebut dapat memberikan nilai positif yang dapat dicontoh dari KH. Adnan Arsal terlebih sebagai tokoh dan orang yang dituakan di kabupaten Poso ini,” ungkap Wabup Yasin Mangun, dalam sambutan yang sekaligus membuka acara tersebut.
Oleh penulis menjuluki Pdt Damanik yang saat konflik Poso pecah menjabat sebagai Koordinator Crisis Center GKST sebagai ‘Jenderal Pasukan Merah’ dalam kesempatannya menyampaikan jika buku yang diterbitkan PT Alex Media Komputindo ini dapat menghapus stigma atau pandangan miring tentang kelamnya Poso di masa lalu.
“Sebab, tak jarang stigma dijadikan sandaran memelihara konflik yang terjadi saat itu,” terangnya.
Dia juga menjelaskan jika konflik Poso yang pecah tahun 1999 itu karena kepemimpinan masa lalu yang tak mampu beradaptasi menyelesaikan percikan api yang membara.
“Olehnya saya sepakat buku panglima damai Poso, ini penting yang juga dapat mengubah sudut pandang terutama tentang Poso,” tegas Damanik.
Damanik juga menceritakan, awal konflik Poso, dirinya hanya beradu dengan Adnan Arsal di media massa, kemudian bertemu di Deklarasi Malino, bertemu lagi di Pokja Malino. Disitulah banyak diskusi membahas masalah tentang bagaimana seharusnya Pokja Malino.
Kemudian pertemuan paling berkesan bagi Damanik adalah pertemuan antara eks pasukan merah dan putih.
“Salah satu hal yang tidak bisa saya lupakan pertemuan mantan kombatan sekitar 100 orang dari muslim dan kristen,” ungkap Damanik.
Pertemuan itu, kata Damanik sangat luar biasa, karena setelah berkonflik mereka bisa bertemu karena memang sebelumnya mereka bersaudara.
Bedah buku Muhammad Adnan Arsal Panglima Damai Poso, juga sukses terlaksana sebelumnya di Bima, NTB dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, oleh Yayasan Wakaf Amanatul Ummah Poso.
Buku karya Khoirul Anam yang telah masuk dalam jajaran Best Seller di toko buku Gramedia terbitan Elex Gramedia Jakarta. Bahkan telah menjadi referensi bagi para pemerhati sosial dan politik, serta para akademisi karena muatan yang sangat dalam akan sosok KH. Adnan Arsal dalam menghadapi kondisi konflik horisontal yang pernah terjadi di wilayah Kabupaten Poso.(MS/SQ/DM)